sehingga raja Babileono dikenal juga dengan sebutan Raja Babi। pada masyarakat animisme memelihara babi sudah menjadi biasa, bahkan hewan babi itu juga disembelih dijadikan makanan । seperti pada masyarakat Dayak di Borneo yang masih memelihara बाबी.
Jelajah Potensi Pulau Bawean
Pulau Bawean, merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di laut jawa (antara Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa), masuk dalam wilayah Jawa Timur dan Kabupaten Gresik, yang didalamnya terdapat dua kecamatan, yakni kecamatan Sangkapura dan kecamatan Tambak. Luas pulau ini kurang lebih 196,27 km2 dimana terdapat jalan utama yang disebut dengan jalan lingkar Bawean, yang panjangnya kurang lebih 55 km.
Kapalnya beneran kecil banget, dan begitu masuk kedalam, kesan yang aku dapatkan adalah GERAH!!! Penumpang sudah duduk semua, dengan tidak terlalu rapi, ditambah dengan barang bawaan yang jumlahnya gak sedikit dan ditata sekenanya disekeliling ruangan. Aku langsung panik. Kalo emang aku harus duduk di ruangan itu, mungkin aku akan mengibarkan bendera putih dan pulang ke rumah saat itu juga. Beneran deh gak sanggup. Tapi untungnya aku salah *lagi lagi dan lagi!!!*. begitu masuk ruangan pertama, kami langsung menuju ke bagian depan kapal. Setelah turun melalui tangga dibagian tengah, kemudian sedikit berbelok ke kanan, kami memasuki sebuah ruangan dengan luas yang tidak jauh berbeda dari luas ruangan yang pertama, namun dengan suasana yang amat sangat jauh lebih nyaman. Ada AC, layar LCD di bagian depan yang gak pernah berhenti nyanyi lagunya wali kalo gak dangdut kalo gak lagu jadul, serta kursi bernomor berjejer tiga-tiga dengan lorong di tengah sebagai jalan. Ehhmm.. kembali mengecek tiket yang sedang aku pegang, dan ternyata aku duduk di kursi nomer tigapuluhenam. Tadaaaaa… langsung mendarat dengan mulus di kursi yang lumayan empuk itu. Alhamdulillah…
Tiga jam berlalu dengan makan kue, makan buah yang dibeli di pelabuhan, makan kue lagi, tidur, nyanyi-nyanyi, foto-foto, dan lain sebagainya. Oia, ada yang kelupaan. Tiap penumpang dapet satu kotak snack lohh.. isinya biasanya roti ukuran kecil satu biji, satu buah snack *kemarin dapetnya TOP*, satu buah permen, dan satu gelas air mineral. Dan aku gak tau ini snacknya untuk penumpang VIP saja ato gak. Dan, kira-kira setengah jam sebelum sampai di pulau Bawean, kita bisa melihat pulau tersebut dari jauh. Kesan yang ku dapat pertama kali, pastinya hijau. Benar-benar masih alami. Disamping itu, kontur pulau yang berbukit-bukit juga terlihat dengan jelas. Di sekitar tepian pulau, bisa terlihat beberapa bangunan entah itu rumah bertingkat, rumah kecil, tower, dan lain sebagainya *menandakan disana ada kehidupan!!!*. Namun jika memperhatikan di bagian tengah pulau, yang ada hanya hijau, hijau, dan hijau. Yahh,. Sepertinya memang masyarakat Bawean hanya memfokuskan ‘kehidupan’ di wilayah pesisirnya.
Sepanjang jalan yang kami lalui cukup ramai, penduduk sekitar juga banyak yang terlihat. Dan, ada yang unik. Sepeda motor yang diparkir di sepanjang jalan yang aku temui, kebanyakan diletakkan dalam posisi kunci menempel pada tempatnya. Ku kira hal ini hanya berlaku di beberapa orang saja. Ternyata aku salah. Justru lebih banyak yang membiarkan kunci sepeda motor tertempel di sepeda daripada yang tidak. Dan ternyata, tingkat kriminalitas di pulau Bawean ini memang sangat kecil. Bahkan sampai beberapa orang teman tanteku bilang, kalau jadi polisi, gak bakal punya kerjaan di Bawean. Karena ya itu tadi, sangat jarang ada orang yang melakukan tidakan kriminal. Aku kurang tau penyebab pastinya. Tapi berdasarkan asumsiku, mungkin kalau mau maling, bakal ketangkep juga. Susah larinya. Pulaunya aja kecil gitu *ini asumsi agak nyeleneh*. Asumsi kedua, sepertinya tingkat perekonomian di pulau Bawean, dalam artian status ekonomi penduduknya, semua sudah baik, tidak ada yang dibawah rata-rata, sehingga mengurangi tindakan kriminal tersebut—dalam hal ini adalah curi-mencuri sepeda motor *asumsi yang ini lebih masuk akal*.